Wednesday, September 18, 2019

Hidayah & Taufiq | Pendidikan Agama Islam

  
 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Puji syukur saya kita panjatkan kepada Allah SWT, karena Hidayah-Nya dan Rahmat-Nya saya bisa membuat artikel hari ini.
Kali ini saya akan membagikan ilmu yang sudah saya dapat hari ini, yaitu Mata Kuliah Agama. Yang akan dibahas yaitu Hidayah & Taufiq..

Sebelumnya saya ingin bertanya kepada kalian semua, Apasih tujuan kalian Beragama ?
*monggo dijawab dalam hati :D





Tujuan Beragama

=>  Untuk mendapatkan kebahagiaan di Dunia & di Akhirat, serta mendapatkan Ridha Allah SWT agar ditempatkan di Surga-Nya kelak.

" Hidayah & Taufiq "

-          Taufiq. Kata ini berasal dari kata wafaqa yang berarti kesesuaian antara dua hal. Dari sini berkembang maknanya menjadi: kesesuaian antara perbuatan manusia dengan takdir Allah SWT. Dengan demikian, secara sederhana taufiqbermakna: ‘kesesuaian antara keinginan manusia dengan kehendak Allah SWT’.

-          Hidayah sama artinya dengan hadiah, arti aslinya “ Pemberian dengan lemah lembut”.

Hidayah terbagi menjadi 4 yaitu :

Pertama, hidayah insting, naluri (gharizah).
Sejak lahir, manusia sudah diberikan hidayah yang satu ini. Misalnya pada saat bayi lapar atau sakit ia menangis. Naluri ini pun terus berkembang seiring dengan perkembangan tubuh manusia, seperti munculnya naluri untuk mempertahankan diri, naluri memperoleh kemajuan, naluri seksual dan lain- lain.
Manusia dan binatang sama- sama diberikan hidayah naluri. Perbedaannya adalah bahwa binatang itu seluruh hidupnya dikendalikan oleh nalurinya, sehingga dalam hal- hal tertentu atau pada jenis binatang tertentu nalurinya jauh lebih baik daripada manusia. Seperti anjing pelacak, sistem kehidupan pada masyarakat rayap, lebah dan lain- lain, semuanya karena ketajaman nalurinya.
Kedua, hidayah indera
Kita mengenal adanya panca indera, yaitu indera penglihatan, pendengaran, pengecap, penciuman dan perasa/ peraba. Dengan bekal indera yang dimilikinya, manusia mampu melakukan berbagai aktifitas yang diinginkannya. Sejak lahir manusia sudah diberikan inera oleh Allah SWT, tetapi pada saat itu sebagian dari inderanya belum berfungsi, seperti penglihatan, pendengaran dan penciuman. Allah SWT berfirman.
والله اخرجكم من بطون امهاتكم لاتعلمون شيأوجعل لكم السمع والابصاروالافئدةلعلكم تشكرون
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, lalu Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An- Nahl: 78)
Selain manusia, binatangpun diberikan indera oleh Allah SWT. Bahkan pada jenis binatang tertentu, inderanya jauh lebih bagus daripada manusia. Banyak jenis binatang yang begitu lahir inderanya sudah berfungsi; Bisa melihat, mendengar, dan mencium, seperti ayam, itik, kambing, kerbau dan lain- lain. Bahkan banyak pula jenis binatang yang begitu lahir/ menetas sudah mampu hidup mencari makanan sendiri tanpa bantuan induknya, seperti ular, buaya, komodo, ulat dan lain- lain. Tak pernah ada dalam sejarah umat manusia, begitu lahir sudah mampu mencari makanan sendiri. Semuanya lahir dalam keadaan lemah dan sangat lemah, tak tahu apa- apa. Maka indera dan naluri manusia kalah oleh binatang.
Ketiga, hidayah aqliyah.
Manusia sebagai makhluk yang lemah dari segi fisiknya oleh Allah SWT diberikan hidayah yang tidak diberikan kepada binatang, yaitu hidayah aqliyah (hidayah akal). Sehingga karena akalnya manusia dianggap sebagai makhluk yang paling sempurna dan dimuliakan oleh Allah SWT. Allah SWT
ولقدكرمنابنى ادم وحملنهم فى البروالبحرورزقنهم من الطيبت وفضلنهم على كثيرممن خلقناتفضيلا.
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak- anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik- baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al- Isra: 70)
Akal bisa meneropong dan menembus sesuatu yang ada di balik yang nyata. Kedudukannya lebih tinggi dari pada indera. Bila mata melihat gunung dari jarak yang sangat jauh, maka akan terlihat gunung itu berwarna biru. Bila ditanyakan kepada akal ia akan menjawab tidak, melainkan warnanya hijau. Yang benar tentu saja akal. Bila mata melihat rel kereta api yang panjang, jauh dan lurus, maka rel itu seperti menyatu dalam sebuah titik. Sehingga kalau kita menggambar rel kereta api, diawali dengan sebuah titik yang kemudian ditarik ke depan. Bila ditanyakan kepada akal, apakah benar rel itu menyatu dalam sebuah titik ? Akal akan menjawab: tidak. Yang benar adalah akal. Ini hanya contoh kecil bahwa kedudukan akal lebih tinggi daripada indera.
Dengan akal pula manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dapat mempertimbangkan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Sehingga karena akalnya manusia membuat aturan/ norma dalam kehidupannya, baik kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat, agar kehidupannya teratur.
Akal inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Karenanya jika manusia menggunakan akalnya dengan baik, ia akan menjadi makhluk Allah yang mulia, lebih tinggi kemuliaannya daripada malaikat. Sebaliknya jika ia tidak mampu mempungsikan akalnya dengan benar, apalagi merusak akalnya dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang merusak akal, ia akan dijatuhkan menjadi makhluk yang hina dina, lebih rendah derajatnya dari pada binatang.
Akan tetapi, akal yang mempunyai kemampuan melihat sesuatu di balik yang nyata, ternyata ia mempunyai keterbatasan kemampuannya. Jika sudah masuk ke dalam dimensi yang ghaib, akal angkat tangan. Seperti ke mana selanjutnya roh manusia yang sudah meninggal ? Jika sudah meninggal kelanjutan nasib roh manusia bagaimana ? Apa itu syurga dan neraka ? Akal tak sanggup menjawabnya, kecuali hanya kira- kira atau kemungkinan saja. Maka Allah SWT yang Maha Rahman dan Maha Rahim pada hamba-Nya, terutama pada manusia, Ia memberikan hidayah yang paling tinggi yaitu hidayah diniyah.
Keempat, Hidayah Diniyah (hidayah agama)
Hidayah agama adalah hidayah yang paling tinggi yang hanya diberikan kepada manusia. Hidayah agama akan memberikan bimbingan dan petunjuk kepada manusia agar selamat dan bahagia baik di dunia maupun kehidupan setelah meninggal dunia. Dengan agama manusia akan dituntunnya ke jalan yang benar yang diridhai-Nya.
Semua hidayah adalah pemberian dari Allah. Tidak ada manusia manapun yang dapat memberikan petunjuk, meskipun ia seorang Rasul Allah. Manusia hanya dapat bertindak sebagai perantara dan memberikan jalan untuk menyempaikan petunjuk dari Allah SWT. Misalnya: Nabi Nuh tidak bisa memberikan petunjuk kepada putranya, Kan’an. Nabi Luth tidak bisa membimbing isterinya ke jalan Allah. Nabi Muhammad SAW tidak bisa meng-Islam-kan pamannya Abu Thalib, meskipun selalu bersamanya selama lebih kurang 35 tahun, dan pamannya itu mati dalam keadaan kafir. Allah SWT berfirman.
انك لاتهدي من احببت ولكن الله يهدي من يشاء وهواعلم بالمهتدين
Artinya:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang- orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al- Qashash: 56)

Maka hidayah itu adalah hak prerogatif Allah SWT yang akan diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Kita manusia hanya sebatas berusaha dan terus berdo’a agar Allah SWT selalu membimbing ke jalan yang diridhai-Nya. Hal ini diisyaratkan di dalam Al- Qur’an Surat Al- Fatihah:
اهدناالصراط المستقيم. صراط الذين انعمت عليهم غيرالمغضوب عليهم ولاالضالين.
Artinya:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang- orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al- Fatihah: 6-7)
Setelah mengetahui tentang Hidayah, mari kita mempelajari Karakteristik Agama 

  1. Rabbaniyah
Karakter agama Islam yang pertama ialah Rabbaniyah, yang memiliki arti bahwa Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt, bukan dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak membuat agama ini melainkan hanya menyampaikannya.
Allah SWT berfirman QS. 32: 1-3 yang artinya:

“Alif Laam Miim. Turunnya Al Qur’an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: “Dia Muhammad mengada-adakannya”. Sebenarnya Al Qur’an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.”

Dengan karakteristik ini, Islam sangat berbeda dengan agama manapun yang ada di dunia pada saat ini. Karena semua agama selain Islam, adalah buatan manusia, atau paling tidak terdapat campur tangan manusia dalam pensyariatannya.

  1. Insaniyyah
Karakteristik Islam yang ke-2 adalah insaniyyah, artinya bahwa Islam memang Allah jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin, sehingga manusia tidak kuasa atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh karenanya, Islam sangat menjaga aspek-aspek ‘kefitrahan manusia’, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga dari sini, Islam tidak hanya agama yang seolah dikhususkan untuk para tokoh agamanya saja (baca: ulama). Namun dalam Islam semua pemeluknya dapat melaksanakan Islam secara maksimal dan sempurna. Bahkan bisa jadi, orang awam akan lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah dari pada seorang ahli agama. Karena dalam Islam yang menjadi standar adalah ketakwaannya kepada Allah.

  1. Syumuliyah
Artinya bahwa Islam merupakan agama yang universal yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara. Kesyumuliyahan tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang Islmai. Karena itu, di dalam Islam kita dapati konsep tentang dakwah, jihad dan sebagainya.
Dengan demikian, segala persoalan ada petunjuknya dalam Islam.  Allah berfirman dalam Q.S An-Nahl : 89 yang artinya : 
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
  1. Al-Wasathiyah/al-Tawazun (pertengahan/moderat)
Wasatiyyah memiliki arti bahwa Islam merupakan agama yang bersifat moderat. Agama yang mengajarkan pada pemeluknya agar tidak condong pada kehidupan materi saja akan tetapi dapat memperhatikan keseimbangan  kehidupan dunia dan akhirat, spiritual dan material.
Ini bersesuaian dengan maksud firman Allah s.w.t di dalam surah Al-Baqarah 185 yang artinya :
“Allah menghendaki untuk kamu kemudahan dan tidak menginginkan kesukaran…“

Begitu juga dengan maksud sabda Rasulullah s.a.w dari Anas bin Malik r.a berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda : “Permudahkanlah, janganlah memberat-beratkan, tenangkanlah janganlah meliarkan ….. “
  1. Al-Waqi’iyyah (kontekstual)
Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi’iyyah (realistis), ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang, kaya, miskin, pria, wanita, dewasa, remaja, anak-anak, berpendidikan tinggi, berpendidikan rendah, bangsawan, rakyat biasa, berbeda suku, adat istiadat dan sebagainya.
Disamping itu, Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kemajuan zaman. Ini berarti, Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan zaman.
  1. Al-Wudhuh (terang/jelas)
Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang jelas (Al Wudhuh). Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas, apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.
Dalam masalah aqidah, konsep Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang mantap, seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syari’ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil, begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas, apalagi pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

  1. Al-Takamuliyah (Integrasi)
Karakteristik islam Al-Takamuliyah memiliki arti integrasi, yaitu bahwa agama Islam mengajarkan penganutnya untuk mengimplikasikan integrasi semua hal ke dalam ruh Islam.

Dan yang terakhir adalah Ibadah.
Melakukan Ibadah kepada Allah secara Vertikal, dan Bersosialisasi secara horizontal dengan sesama Manusia.

Ibadah terbagi menjadi 2 yaitu 
1. Mahdhah
Artinya  penghambaan yang murni hanya merupakan hubung-an antara hamba dengan Allah secara langsung. 
- Syahadat
- Sholat
- Puasa
- Zakat
- Haji
2. Ghoiru Mahdhah
(tidak murni semata hubungan dengan Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan  hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya . 
Ibadah Ghoiru Mahdhah yaitu :
Syariat Ibadah
- Sistem Keluarga ( Pernikahan )
- Tijaroh Perdagangan
- Pembagian Waris
- Sistem Pidana
- Sistem Perdata
- Perkembangan IPTEK

Mungkin cukup sekian artikel hari ini, maaf bila ada salah kata.
Terima kasih untuk semuanya Saya Dio Wira Dhiama pamit..

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ;)

2 comments: